Rangkuman Sosiologi Kelas X
Semester 1
- Nilai social: Kumpulan sikap, perasaan, atau anggapan manusia mengenai suatu hal yang menyangkut baik dan buruk, benar atau salah, patut atau tidak patut, mulia atau hina, dan penting atau tidak penting.
- Nilai social menurut C. Klukhon dari “Hakikat Hidup Manusia” ada 5, yaitu:
- Nilai hakikat hidup manusia, contohnya adalah ada yang beranggapan bahwa hidup itu indah.
- Nilai hakikat karya manusia, contohnya: ada yang beranggapan bahwa karya seseorang itu untuk harga dirinya.
- Nilai hakikat manusia dengan ruang dan waktu. Contohnya: Ada yang mementingkan masa lalu dan masa depan.
- Nilai hakikat manusia dengan alam.
- Nilai hakikat manusia dengan sesamanya. Contohnya: ada yang individualisme.
- Pengertian lain nilai social: Sikap atau anggapan yang dijadikan dasar oleh masyarakat untuk menilai sesuatu berdasarkan benar dan pentingnya.
- Pengertian nilai social menurut para ahli:
- Kimball Young: Suatu aspek abstrak yang terkadang tidak disadari oleh manusia mengenai yang sesuatu yang benar dan yang tidak benar.
- A. W. Green: Kesadaran yang relatif yang diiringi dengan munculnya emosi atau perasaan individu.
- Woods: Sesuatu yang ada sejak lama, yang dijadikan tujuan manusia dalam kehidupan sehari-hari.
- Prof. Soejono Soekanto: Suatu konsep abstrak mengenai apa yang dianggap baik dan buruk, serta dianut oleh kelompok masyarakat.
- B. Simanjuntak: Ide-ide baik dari masyarakat.
- Robert M. Z. Lawang: Sesuatu yang diinginkan, pantas, dan dapat mengubah perilaku social bagi yang memilikinya.
- Nilai social menurut Prof. Notonegoro:
- Nilai material: Nilai yang berhubungan dengan jasmani. Contoh: Sandang, pangan, dan papan.
- Nilai vital: Sesuatu yang dibutuhkan manusia untuk melakukan aktivitasnya. Contohnya: Cangkul untuk petani.
- Nilai kerohanian: Untuk jiwa manusia, terdiri dari:
i.
Nilai
kebenaran: Berdasarkan akal manusia (cipta)
ii.
Nilai
keindahan: Berdasarkan perasaan manusia (rasa).
iii.
Nilai
moral: Berdasarkan kehendak manusia (karsa).
iv.
Nilai
religius: Berasal dari Wahyu Tuhan. Macam-macam agama:
1. Islam,
kitab suci Al-Qur’an, tempat ibadahnya Masjid, dan lambangnya Bulan Bintang.
2. Kristen,
kitab Injil, tempat ibadahnya gereja, dan lambangnya salib.
3. Buddha,
Kitab Tripitaka, tempat ibadahnya vihara, daan lambangnya stupa.
4. Hindu,
Kitab Weda (Yajur Weda, Samha Weda, Attarva Weda, dan Reg Weda), tempat
ibadahnya pura, dan lambangnya swastika.
- Beberapa cirri nilai social menurut Huky:
- Merupakan konstruksi masyarakat yang terciptadari interaksi social.
- Dapat ditularkan dari kelompok/ individu yang satu ke kelompok/individu yang lain.
- Didapatkan, diperoleh, dan dimiliki setelah mengalami proses social (sosialisasi anak-anak).
- Dapat memuaskan dan berperan dalam pemenuhan kebutuhan social.
- Merupakan aspek-aspek abstrak yang memiliki consensus social terhadap harga.
- Memiliki keterkaitan dan membentuk suatu pola dan system social.
- Sistem social berbeda2 antar kebudayaan yang satu dengan lainnya.
- Nilai social memberikan pilihan.
- Memberikan pengaruh.
- Dapat diikuti emosi atau perasaan individu.
- Beberapa fungsi nilai social menurut Dr. Soeprapto:
- Pendorong (contohnya cita-cita).
- Penuntun masyarakat menuju nilainya.
- Menekan agar masyarakat dapat mencapai nilai tersebut.
- Alat solidaritas kelompok.
- Menjaga stabilitas kelompok.
- Jenis-jenis nilai social:
- Nilai dominan: Dianggap penting dibandingan nilai lainnya, berdasarkan:
i.
Banyaknya orang. Contohnya: Reformasi didukung
rakyat.
ii.
Lama dianut. Contohnya: Tradisi sekatenan dari
dulu sampai sekarang masih dilaksanakan.
iii.
Usaha orang menggapainya. Contohnya: Usaha agar
dapat Naik Haji atau perjuangan dalam meraih kemenangan.
iv.
Prestise atau kebanggan yang memiliki. Contoh:
Gelar sarjana, mobil mewah, dan lain2.
- Nilai mendarah daging: Sudah menjadi kebiasaan dan dilakukan tanpa berpikir. Contohnya: Kepala keluarga bertanggung jawab, bersalam pamit dengan orangtua ketika mau sekolah, dll.
- Nilai social materi dan immateri:
- Nilai material: Yang dapat kita raba, lihat, dan dengar. Seperti: Rumah, pakaian, dll.
- Nilai immaterial: Berasal dari pemikiran, ide, hati, dan sebagainya. Contohnya: Gagasan, ideology, peraturan-peraturan.
- Norma social: Aturan-aturan pada masyarakat yang menekan masyarakat untuk mencapai nilai social tertentu dan memiliki sanksi yang jelas.
- Norma social:
- Norma formal: tertulis atau dibentuk oleh lembaga berwenang, contohnya adalah hokum.
- Norma Informal: Tidak tertulis dan sesuai dengan kaidah yang berlaku dalam masyarakat.
- Norma social berdasarkan tingkatan sanksinya:
- Norma tata cara (usage): Norma ringan yang apabila dilanggar hanya dicatat atau diingatkan. Misalnya aturan memegang sendok.
- Norma kebiasaan (folkways): Kebiasaan yang dilakukan di kalangan masryarakat. Sanksinya mendapat gunjingan. Contoh: Mengucapkan salam, membungkuk ketika berhadapan, dll.
- Norma kelakuan (Mores): Yang sesuai dengan kaidah, agama, filsafat, dan peraturan yang berlaku. Sanksi dapat hukuman penjara. Contoh: Mencuri, dll.
- Norma adat istiadat (Customs): Sesuai dengan adat pada masyarakat tertentu, apabila dilanggar dikucilkan atau diusir pada kalangan masyarakat tersebut.
- Norma Hukum: Berdasarkan pada peraturan yang ada. Hukum adalah peraturan yang ditujukan kepada masyarakat yang berisi mengenai aturan-aturan, perintah-perintah, dan larangan-larangan agar tercipta ketertiban dan keadilan.
- Norma social berdasarkan sumbernya:
- Norma Agama: Dari Tuhan.
- Norma Kesusilaan: Kegiatan kemanusiaan dari hati sanubari manusia. Contoh: Keinginan membersihkan kamar yang kotor, keinginan belajar tanpa disuruh, dll.
- Norma Kesopanan: Norma yang dibentuk dari tingkah laku masyarakat. Contohnya: Mengetuk pintu ketika masuk rumah, bertegur sapa, dll.
- Norma Kebiasaan: Norma yang aneh jika kita tinggalkan, karena telah menjadi kebiasaan bagi kita. Contoh: Acara syukuran.
- Norma Hukum: Norma yang mengatur dan memiliki sanksi yang dibuat oleh pihak yang berwajib untuk memberikan hak perlindungan hukum.
- Sosiologi berasal dari bahasa latin, yaitu socius yang artinya adalah kawan dan logos dari bahasa Yunani yang artinya kata atau berbicara, atau dapat diartikan pula ilmu. Maka socius logos adalah ilmu kawan, dan dalam lebih lanjut diterjemahkan ke bahasa Inggris menjadi Social dan Logy yaitu Ilmu yang mempelajari manusia dalam bermasyarakat.
- Sosiologi mempelajari tentang peranan social individu, cara kerja kelompok social, dan pengaruh kelompok social kepada individu dan kelompok.
- Sosiologi termasuk ke dalam ilmu pengetahuan karena memenuhi syarat ilmu pengetahuan, syarat ilmu pengetahuan antara lain adalah rasional, objektif, sistematis, dan mengandung ilmu pengetahuan.
- Definisi ilmiah masyarakat adalah sekelompok individu yang mampu:
- Berdiri sendiri.
- Memenuhi kebutuhan hidup sendiri.
- Melanjutkan keturunan.
- Menetap di suatu tempat.
- Memiliki kepercayaan atau kebudayaan yang dianut.
- Lebih sering bergaul dengan kalangan masyarakatnya sendiri.
- Definisi sosiologi menurut para ahli:
- J. A. A. Van Dorn dan C. J. Lamars: Ilmu yang mempelajari tentang struktur dan proses kemasyarakatan yang bersifat stabil.
- William F.Ogburn dan Meyer F. Nimkhoff: Penelitian ilmiah mengenai proses dan struktur social.
- Warren dan Roucek: Ilmu yang mempelajari hubungan manusia dengan manusia dengan kelompoknya.
- Selo Sumardjan dan Soemardi: Ilmu yang mempelajari tentang proses, struktur dan perubahan social.
- Charles Ellwood: Ilmu yang mempelajari manusia dengan golongannya, tujuan dengan asalnya, dan bentuk dengan kewajibannya.
- Gustav Reizenhofer: Ilmu yang mempelajari hubungan manusia dengan kewajibannya untuk mengetahui dasar terjadinya evolusi social dan kemakmuran bagi golongannya.
- Herbert Spencer: Mempelajari tentang tumbuh, bangun, dan kewajiban masyarakat.
- Emile Durkheim: Ilmu yang mempelajari tentang fakta social. Fakta social adalah cara bertindak, berpikir, dan berperilaku yang berasal dari luar individu dan dapat mengendalikan individu.
- Maximillian Webber: Ilmu yang mempelajari tentang tindakan social, yaitu tindakan yang mempengaruhi orang lain.
- Ptomirin A. Sorokin: Ilmu yang mempelajari tentang hubungan timbal balik gejala social.
- Soerjono Soekanto: Ilmu yang mempelajari masyarakat secara keseluruhan dan manusia dalam masyarakat itu.
- Mayor Polak: Ilmu yang mempelajari masyarakat secara keseluruhan dan manusia dalam masyarakat baik individu-individu, individu-kelompok, kelompok-kelompok, baik formal-informal, dan statis-dinamis.
- Hasan Shadily: Ilmu yang mempelajari tentang hidup bersama dalam masyarakat dan menyelidiki proses terjadinya ikatan antar masyarakat tersebut.
- Objek sosiologi adalah masyarakat.
- Sejarah sosiologi:
- Dunia: Terjadi beberapa kejadian penting, di antaranya Revolusi Perancis, Revolusi Industri, Ilmu pengetahuan berkembang, Martin Luther, dll. Seorang Perancis, Auguste Comte membuat suatu buku berjudul Cour’s de Philosophy Positive yang menjelaskan masyarakat secara ilmiah, dia dikenal sebagai bapak sosiologi dunia.
- Indonesia: Soenario Koeloepaking mengajar sosiologi pertama di UGM, kemudian Djody Gondohadikusumo menulis buku Sosiologi Indonesia merintis lahirnya sosiolog2 di Indonesia.
- Pokok bahasan sosiologi menurut para ahli:
- Emile Durkheim: Fakta social, contohnya peraturan.
- Maximillian Webber: Tindakan social.
- Peter F. Berger: Realitas social.
- Wright Mills: Khayalan sosiologis.
- Beberapa ide mendasar mengenai sosiologi adalah masyarakan dan social setting lainnya adalah hasil karya manusia dan masyarakat membentuk perilaku individu
- Kedudukan sosiologi dengan ilmu lain:
- Sosiologi dan ilmu politik: Sosiologi melakukan kompetisi untuk mencapai kekuasaan.
- Sosiologi dan ilmu ekonomi:Pengangguran dan kemiskinan harus diselesaikan dengan memandang aspek social.
- Sosiologi dan sejarah: Sosiologi memandang peristiwa perubahan social dalam kehidupan bermasyarakat.
- Sosiologi dan antropologi: hampir sama, menurut Koentjaraningrat perbedaannya pada metodenya.
- Sosiologi dan ilmu pasti: berfungsi dalam penyusunan data statistik.
- Macam-macam kebutuhan hidup manusia berdasarkan sosiologi:
- Kebutuhan primer: Menyangkut manusia sebagai makhluk biologis yang harus memenuhi kebutuhan agar tetap bertahan hidup, seperti bernafas, makan, istirahat, dll.
- Kebutuhan sekunder: Menyangkut manusia sebagai Zoon Politicon (Aristoteles, lawannya adalah Homo Homini Lupus) manusia sebagai makhluk social berinteraksi dengan orang lain. Contoh: Belajar di kelas.
- Kebutuhan integrative: Yang hanya dimiliki manusia, seperti prinsip hidup, benar dan salah, pendirian, eksistensi atau keberadaan.